Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mari Melarikan Diri Ke Halaman Terlupa Dalam Buku Lama

Hidden Pena Kita Mari Melarikan Diri Ke Halaman Terlupa Dalam Buku Lama

Tidak semua premis melarikan diri itu selalu punya konotasi buruk. Kadang, justru dengan melarikan diri, kamu bisa nemuin jeda yang kamu butuhkan buat bernapas, berpikir, atau bahkan sembuh. Ini bukan soal kamu itu cupu atau pengecut, tapi kamu tahu kapan harus mundur dulu sejenak demi nyelamatin diri dari hal-hal yang terlalu bising, terlalu berat, atau terlalu menguras.

Kadang ada situasi tertentu yang memang membuatmu nggak punya pilihan selain pergi. Eh... Bukan pergi untuk selamanya yak, tapi pergi buat ngasih ruang. Melarikan diri ke belakang awan, misalnya seolah ingin bersembunyi dari pandangan dunia dan menikmati hening yang hakiki. Atau tenggelam ke kedalaman lautan, stop mikir negatif, ini bukan untuk bunuh dirman tetapi ke kedalaman lautan yang dimaksud adalah sebuah tempat di mana suara luar nggak bisa nyentuh, hanya ada gema pikiran dan denyut jantungmu sendiri.

Bahkan kadang, kamu butuh melarikan diri ke tempat yang jauh lebih simbolik, yang itu bisa kamu temuin di halaman terlupa dalam buku lama. Sebuah halaman yang nggak pernah lagi kamu buka, tapi menyimpan versi dirimu yang dulu, dari mulai lebih polos, lebih berani, atau justru lebih rapuh. Di sana, kamu bisa menepi dari realita penuh tekanan, bukan untuk menghindar sepenuhnya, tapi buat mengingat bahwa kamu pernah ada, pernah merasa, dan masih terus berjalan. Berikut ada beberapa alasan pentingnya mengapa kamu perlu membuka dan membaca lagi halaman terlupa.



Logo Pena Kita Mari Melarikan Diri Ke Halaman Terlupa Dalam Buku Lama Pena Kita Mari Melarikan Diri Ke Halaman Terlupa Dalam Buku Lama


Menemukan Versi Diri yang Pernah Lupa Kamu Miliki

Sekarang waktu memang terasa lebih cepat dari biasanya, tapi meskipun kamu dituntut harus selalu cepat menyelesaikan sesuatu, dan itu cukup membuat kamu terlalu sibuk buat tumbuh, bukan berarti kamu harus lupa versi dirimu yang dulu pernah penuh harapan, polos, dan jujur. Melarikan diri ke halaman-halaman lama bisa membuat kamu kembali menengok siapa kamu sebelum dunia mengubah cara pandang, cara bicara, bahkan cara bermimpi. Halaman-halaman itu kayak cermin buram yang merekam sosokmu dalam bentuk paling otentik.

Di sana, kamu mungkin menemukan mimpi kecil yang dulu kerasa sangat penting, tapi sekarang terselip di sela rutinitas. Atau mungkin, kamu bertemu kembali dengan ketulusan yang kini terasa langka. Semua itu bukan untuk kembali ke masa lalu, tapi sebagai pengingat bahwa kamu pernah punya nyala yang murni, yang mungkin perlu dinyalain lagi hari ini.


Belajar Menerima Perubahan Tanpa Harus Membenci Masa Lalu

Membuka halaman lama bukan cuma tentang nostalgia manis. Kadang kamu akan dihadapkan pada kesalahan, keputusan impulsif, atau pikiran yang sekarang terasa naif. Tapi dari sanalah kamu belajar bahwa berubah itu wajar, dan bahwa semua butuh proses, bahkan yang canggung dan kacau, ikut membentukmu hari ini.

Melarikan diri ke halaman terlupa di buku lama membuatmu lebih komprehensif dari memandang diri sendiri. Bukan cuma melihat hasil akhir, tapi juga menghargai tiap potongan perjalanan. Dengan begitu, kamu bisa berdamai, bukan dengan menyapu masa lalu di bawah karpet, tapi dengan mengakuinya jadi bagian yang sah dari siapa kamu sekarang.


Memberi Jeda dari Dunia yang Terlalu Bising

Di dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, melarikan diri ke halaman lama adalah bentuk perlawanan kecil dari kebisingan. Halaman-halaman disana nawarin ketenangan yang nggak bisa ditemuin lagi di feed media sosial atau rapat Zoom tanpa jeda. Halaman-halaman itu kayak ruang sunyi yang cuma kamu dan ingatanmu yang bisa masuk.

Kadang kita tidak butuh solusi instan, cuma butuh ruang kosong buat duduk dulu sejenak. Dan di halaman terlupa itu, kamu bisa berhenti berpura-pura kuat, berhenti ngejelasin semuanya ke dunia luar, dan cukup mengizinin diri untuk merasa. Di situ, kamu bisa rehat tanpa tekanan untuk harus segera bangkit.


Menghidupkan Kembali Imajinasi yang Pernah Padam

Halaman lama memang banyak nyimpan sesuatu yang sering hilang saat kita dewasa, yaitu imajinasi liar, keingintahuan yang nggak terkendali, keberanian buat bermimpi aneh-aneh, dan cita-cita nggak masuk akal. Ketika kamu kembali ke sana, kamu membuka kembali pintu yang sudah lama terkunci oleh kata “realistis” atau “dewasa”.

Membaca ulang catatan lama, cerita remaja, atau bahkan doodle aneh bisa memantik sesuatu yang tak terduga. Barangkali ide baru, atau semangat lama yang bangkit lagi. Melarikan diri ke halaman terlupa kadang justru menjadi titik awal buat nyiptain hal baru, karena di sanalah benih-benih imajinasi itu pertama kali tumbuh, tanpa takut dihakimi.



Catatan: Pada akhirnya, melarikan diri ke halaman terlupa dalam buku lama bukanlah soal lari dari kenyataan, tapi soal kembali ke diri sendiri yang mungkin selama ini sibuk ikut ritme dunia dan lupa berhenti sejenak. Di halaman terlupa, bukan cuma menemukan versi lama dari sendiri, tapi juga pelajaran, kejujuran, dan imajinasi yang sempat tertimbun. Jadi kalau suatu hari kamu merasa lelah, jangan ragu berlari ke sana. Bukan untuk hilang, tapi untuk pulang.

Post a Comment for "Mari Melarikan Diri Ke Halaman Terlupa Dalam Buku Lama"